petacerita.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa keberlanjutan fiskal tetap diutamakan meski banyak inisiatif baru dari Presiden Prabowo Subianto. Defisit APBN dipatok stabil di angka 2,53 persen dari PDB. Pernyataan ini disampaikan dalam wawancara saat Pertemuan Tahunan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) pada Jumat, 27 Juni.
“Baca Juga: China Beri Subsidi untuk Warganya yang Beli iPhone Baru”
Program Prioritas Sudah Dianggarkan dalam APBN
Sri Mulyani menjelaskan bahwa program-program prioritas Presiden Prabowo seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Sekolah Rakyat, Koperasi Desa Merah Putih, dan Program 3 Juta Rumah sejatinya telah diperhitungkan dalam kerangka anggaran jangka menengah pemerintah. Menurutnya, inisiatif tersebut bukanlah pemborosan anggaran baru, melainkan hasil perencanaan fiskal yang telah dirancang sejak awal. “Meskipun ada inisiatif baru, postur anggaran secara keseluruhan tetap sama,” tegasnya. Ia menambahkan, mayoritas program tidak akan langsung dijalankan serentak pada 2025 karena bersifat multiyears. Dengan demikian, implementasinya dilakukan bertahap agar tidak membebani defisit fiskal dan tetap menjaga keberlanjutan anggaran negara.
Realisasi Belanja Paruh Pertama Tertahan oleh Restrukturisasi
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut realisasi belanja negara pada paruh pertama tahun 2025 berlangsung lebih lambat dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Penundaan ini sebagian besar disebabkan oleh proses transisi pemerintahan dan pembentukan struktur kementerian baru, yang membutuhkan waktu penyesuaian baik secara administratif maupun fiskal.
Selain itu, pemerintah melakukan efisiensi besar-besaran dengan memangkas anggaran sebesar Rp300 triliun. Langkah ini diambil untuk menjaga kesehatan fiskal serta memungkinkan realokasi dana ke program-program prioritas nasional, termasuk program baru Presiden Prabowo Subianto.
Sri Mulyani menyampaikan bahwa belanja negara diperkirakan akan meningkat pada semester kedua 2025. Hal ini sejalan dengan rampungnya proses perampingan dan mulai dijalankannya sejumlah program multiyears. Pemerintah memastikan bahwa pelaksanaan anggaran tetap disiplin dan terukur, tanpa mengorbankan stabilitas APBN jangka menengah.
Kebijakan Defisit Fleksibel Jika Terjadi Gejolak Ekonomi
Sri Mulyani menyebutkan bahwa jika terjadi pelebaran defisit, pemerintah akan segera melaporkannya ke DPR. Ia menjelaskan, “jika melebar, kami menyampaikan laporan ke DPR dalam dua minggu ke depan.” Penegasan ini menyiapkan publik dan legislatif terhadap kemungkinan penyesuaian fiskal saat kondisi tidak sesuai asumsi awal, misalnya akibat pelemahan harga komoditas seperti batu bara dan minyak.
“Baca Juga: Layar Switch 2 Alami Penurunan Response Time hingga 50 Persen”
Peluang dan Tantangan Upside pada Paruh Kedua 2025
Belanja negara kemungkinan meningkat signifikan pada paruh kedua tahun ini. Realokasi anggaran dari pemangkasan awal tahun akan masuk ke program prioritas. Namun, tantangan tetap ada dari sisi penerimaan negara. Pada periode Januari–Mei 2025, pendapatan turun sekitar 11,4 persen, seiring penurunan harga komoditas utama. Pemerintah berupaya menjaga keseimbangan melalui pengendalian defisit dan penyesuaian anggaran bila diperlukan.