Peta Cerita – Kamala Harris secara resmi diumumkan sebagai calon presiden (capres) Amerika Serikat dari Partai Demokrat pada Kamis (23/8/2024). Penunjukan ini dilakukan di Chicago, di mana Kamala Harris menerima pencalonannya dengan penuh semangat. Acara penobatan diwarnai oleh lautan bendera Bintang dan Garis, serta diiringi oleh lagu kemerdekaan AS yang memenuhi arena.
Dalam pidatonya, Harris berjanji akan membawa “jalan baru ke depan” jika berhasil mengalahkan Donald Trump, yang sudah diusung oleh Partai Republik bulan lalu. Harris menegaskan komitmennya untuk menjadi “presiden bagi semua warga Amerika,” dengan harapan menyasar pemilih yang belum menentukan pilihan mereka. Ia menekankan bahwa Amerika memiliki kesempatan untuk meninggalkan kepahitan dan pertikaian masa lalu, serta memetakan masa depan yang lebih baik.
“Simak Juga: Perang Dagang Eropa-China Masuki Babak Baru, Xi Jinping Marah”
Harris, yang merupakan calon perempuan kulit hitam pertama dari partai besar, telah berhasil mengalahkan keunggulan Trump dalam jajak pendapat. Kondisi ini menarik banyak massa dan mengumpulkan dana yang memecahkan rekor. Dengan latar belakang sebagai anak dari ibu tunggal dan kariernya sebagai jaksa, Harris membawa pengalaman dan dedikasi untuk melayani negara. Ia menekankan perbedaan signifikan antara dirinya dan Trump, yang menurutnya hanya bekerja “untuk dirinya sendiri dan teman-teman miliardernya.”
Namun, tantangan terbesar Harris saat ini adalah memperkenalkan dirinya kepada pemilih di negara bagian yang masih beradaptasi dengan kandidat Demokrat baru. Dalam pidatonya, Harris menyatakan, “Saya tahu ada orang-orang dengan berbagai pandangan politik yang menonton malam ini. Dan saya ingin Anda tahu, saya berjanji untuk menjadi presiden bagi semua warga Amerika.”
Presiden Joe Biden, yang sebelumnya menjadi calon dari Partai Demokrat, menyampaikan pidato perpisahan dan mengungkapkan kebanggaannya atas pencalonan Harris. Dalam pesan di media sosial X, Biden mengucapkan selamat kepada Harris dan menegaskan keyakinannya bahwa Harris akan menjadi presiden yang luar biasa.
Sementara itu, beberapa pesohor Demokrat, termasuk Barack dan Michelle Obama serta Bill Clinton, memperingatkan bahwa Harris akan menghadapi pertarungan sengit melawan Trump. Partai Republik, di bawah kepemimpinan Trump, semakin sering menggunakan penghinaan pribadi dan provokasi rasial dalam kampanye mereka. Trump, berbicara di dekat perbatasan Meksiko di Arizona. Ia menyerang Harris dengan klaim bahwa dia tidak akan menyebut para korban imigrasi dalam pidatonya.
Dengan pilpres yang akan berlangsung pada bulan November mendatang, pertarungan politik antara Harris dan Trump diprediksi akan semakin ketat dan menegangkan.
“Baca Juga: Dubai Resmi Izinkan Pembayaran Gaji Karyawan dengan Kripto”