petacerita.com – Panasonic Holdings akan memangkas 10.000 staf sebagai bagian dari restrukturisasi besar-besaran di internal perusahaan. Untuk mendukung langkah ini, Panasonic telah menyiapkan dana restrukturisasi sebesar 130 miliar yen atau sekitar USD 896 juta, yang setara dengan Rp 14,8 triliun (dengan kurs Rp 16.520 per dolar).
Panasonic Pangkas 10.000 Staf Global untuk Tingkatkan Profitabilitas
Panasonic Holdings akan memangkas sekitar 10.000 staf secara global sebagai bagian dari langkah restrukturisasi besar. Pemangkasan ini akan difokuskan pada tahun fiskal berjalan, dengan separuh staf yang terdampak berasal dari Jepang dan sisanya dari luar negeri.
Langkah ini dilakukan melalui konsolidasi unit penjualan, efisiensi operasional, pengurangan lokasi bisnis, serta penghentian unit usaha tertentu. Di Jepang, pengurangan tenaga kerja juga akan mencakup program pensiun dini bagi sebagian karyawan. Reuters melaporkan bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari strategi menyeluruh perusahaan untuk merampingkan struktur organisasi.
Panasonic memiliki sekitar 228.000 karyawan di seluruh dunia, menurut data resmi perusahaan. Dengan memangkas 10.000 orang, Panasonic berupaya meningkatkan efisiensi dan daya saing di tengah tantangan ekonomi global.
Perusahaan juga menyiapkan dana restrukturisasi sebesar 130 miliar yen atau sekitar USD 896 juta, setara Rp 14,8 triliun (kurs Rp 16.520 per dolar). Dana ini digunakan untuk menutup biaya restrukturisasi dan pesangon karyawan yang terdampak.
Tujuan utama dari langkah ini adalah untuk meningkatkan profitabilitas grup perusahaan dan mencapai target laba atas ekuitas sebesar 10 persen pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2029. Langkah ini mencerminkan komitmen Panasonic dalam menjaga daya saing jangka panjang dan keberlanjutan bisnis globalnya.
“Baca Juga: Apple Kembangkan Kacamata Pintar Tanpa Teknologi AR“
Panasonic Targetkan Laba 600 Miliar Yen Lewat Restrukturisasi Besar
Panasonic Holdings menargetkan laba operasi grup yang disesuaikan mencapai 600 miliar yen pada tahun fiskal yang berakhir 31 Maret 2027. Target tersebut akan dicapai melalui perombakan menyeluruh pada bisnis elektronik konsumen, penghentian unit usaha yang merugi, dan penyesuaian investasi.
Perusahaan juga akan meninjau kembali efisiensi operasional dari seluruh anak usahanya, khususnya di bagian penjualan dan layanan pendukung (back-office). Langkah ini merupakan lanjutan dari pembaruan strategi restrukturisasi yang diumumkan pada Februari lalu.
Panasonic mencatat hampir 50 persen dari biaya restrukturisasi akan berasal dari unit bisnis gaya hidup, termasuk elektronik rumah tangga dan sistem HVAC (pemanas dan ventilasi). Sementara itu, 40 persen akan dibebankan pada unit bisnis lainnya, termasuk perusahaan induk. Perusahaan tidak mengalokasikan biaya restrukturisasi untuk bisnis energinya.
Bisnis Energi Panasonic Diproyeksikan Tumbuh, Meski Laba Turun
Meski tengah melakukan restrukturisasi besar, Panasonic tetap optimis terhadap pertumbuhan bisnis energinya. Perusahaan memperkirakan laba operasi dari divisi energi, yang memproduksi baterai kendaraan listrik, akan naik 39 persen pada tahun fiskal hingga Maret 2026.
Proyeksi laba ini diperkirakan mencapai 167 miliar yen, seiring peningkatan penjualan baterai dan sistem penyimpanan energi. Divisi ini merupakan pemasok utama baterai untuk Tesla dan produsen otomotif lainnya.
Pada tahun fiskal sebelumnya, divisi energi mencatatkan laba 120,2 miliar yen, sedikit di bawah proyeksi awal perusahaan sebesar 124 miliar yen. Namun secara keseluruhan, Panasonic memperkirakan laba operasi perusahaan akan turun 13 persen menjadi 370 miliar yen pada tahun bisnis ini.