Wall Street Ditutup Positif Meski Sentimen Konsumen Melemah
petacerita.com – Indeks saham Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Jumat (16/5), meskipun data survei ekonomi menunjukkan melemahnya sentimen konsumen di Amerika Serikat. Penguatan indeks utama didorong oleh kesepakatan gencatan senjata tarif antara Amerika Serikat dan China yang tercapai pada awal pekan. Kesepakatan ini memberikan harapan positif terhadap perbaikan hubungan perdagangan kedua negara dan memberikan sentimen positif bagi pasar saham.
“Baca Juga: Como Tampil Kuat Musim Ini, Harapan Stabilitas di Musim Depan”
Dow Jones Industrial Average (DJI) menguat sebesar 331,99 poin atau 0,78 persen menjadi 42.654,74. S&P 500 (SPX) naik 41,45 poin atau 0,70 persen menjadi 5.958,38, sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) naik 98,78 poin atau 0,52 persen menjadi 19.211,10. Penguatan ini menunjukkan bahwa pasar tetap optimis meski ada sejumlah data ekonomi yang kurang menggembirakan.
Meskipun Wall Street menguat, data survei yang dirilis Universitas Michigan menunjukkan bahwa sentimen konsumen AS menurun pada bulan Mei. Indeks Sentimen Konsumen turun lebih lanjut, mencerminkan ketidakpastian yang dirasakan oleh konsumen terkait kondisi ekonomi. Selain itu, ekspektasi inflasi satu tahun ke depan juga meningkat, dari 6,5 persen menjadi 7,3 persen. Kenaikan ekspektasi inflasi ini menunjukkan kekhawatiran konsumen terhadap kenaikan harga barang dan jasa di masa depan.
Lindsey Bell, kepala strategi pasar di Clearnomics, mengungkapkan bahwa kenaikan pasar pada hari Jumat mencerminkan meredanya ketegangan perdagangan antara AS dan China. Meskipun ekonomi AS tetap solid, investor merasa pesimis tentang dampak jangka panjang dari kebijakan tarif yang belum sepenuhnya jelas. Bell memprediksi volatilitas pasar akan terus ada, seiring dengan munculnya berita-berita terkait tarif dan kebijakan pemerintah yang berpotensi mengubah arah pasar dalam beberapa bulan ke depan.
Paul Christopher, kepala strategi investasi global di Wells Fargo Investment Institute, menyatakan bahwa pasar saat ini “secara hati-hati optimistis” terkait kebijakan perdagangan AS. Namun, ketidakpastian masih ada, terutama mengenai dampak penuh dari tarif yang diberlakukan dan kebijakan pajak yang tertunda. RUU pajak besar yang diusulkan oleh Presiden Trump gagal melewati hambatan prosedural penting, memunculkan ketidakpastian lebih lanjut tentang masa depan kebijakan fiskal AS.
“Baca Juga: Pengusaha Sawit Minta Tunda Kenaikan Pungutan Ekspor 10%”
Pada hari Jumat (16/5), jumlah saham yang naik melampaui saham yang turun di NYSE dengan rasio 2,72 banding 1. Di Nasdaq, 2.792 saham naik, sementara 1.607 saham turun, dengan rasio 1,74 banding 1. S&P 500 mencatatkan 28 rekor tertinggi baru dalam 52 minggu terakhir, sementara Nasdaq Composite mencatatkan 62 rekor tertinggi baru. Total volume saham yang diperdagangkan pada hari itu mencapai 17,61 miliar. Sedikit lebih tinggi dari rata-rata 17,04 miliar saham dalam 20 sesi perdagangan terakhir.
>>>Meskipun adanya penurunan sentimen konsumen di AS, pasar saham Wall Street ditutup menguat berkat kesepakatan gencatan senjata tarif antara AS dan China. Investor masih optimis meskipun ada ketidakpastian ekonomi dan kebijakan tarif yang bisa mempengaruhi pergerakan pasar. Ke depan, volatilitas pasar diperkirakan akan terus berlanjut seiring dengan perkembangan kebijakan perdagangan dan pajak di AS.