Susunan Baru Direksi BSI
Selain Anggoro Eko Cahyo sebagai Direktur Utama, direksi BSI mengalami perubahan signifikan yang mencakup sejumlah posisi strategis. Muharto ditunjuk sebagai Direktur Informasi Teknologi, yang bertujuan untuk memperkuat pengembangan sistem teknologi di BSI. Arief Adhi Sanjaya dipercaya sebagai Direktur Compliance dan Human Capital, yang akan fokus pada pengelolaan sumber daya manusia dan memastikan kepatuhan perusahaan terhadap regulasi yang berlaku. Firman Nugraha ditempatkan sebagai Direktur Treasury & International Banking, dengan tugas memperkuat layanan perbankan internasional dan transaksi keuangan. Perubahan ini diharapkan dapat memperkuat kinerja BSI dalam menjalankan visi dan misi perusahaan yang semakin berkembang, serta mendukung transformasi digital yang tengah dijalankan.
Perubahan Jajaran Komisaris BSI
Selain perubahan di jajaran direksi, RUPST juga mengumumkan susunan baru jajaran komisaris BSI. Muhadjir Effendy dipercaya menjabat sebagai Komisaris Utama BSI. Selain itu, ada beberapa nama lain yang ditunjuk sebagai komisaris, di antaranya Meidy Firmansyah, Mochammad Agus Rofiuddin, dan Kamaruddin Amin. Ada juga beberapa komisaris independen, seperti Nizar Ahmad Saputra, Muhammad Syafii Antonio, dan Addin Jauharuddin.
Pemerintah Tambah Impor Sapi Hidup
Pemerintah Indonesia juga memutuskan untuk menambah kuota impor sapi hidup. Keputusan ini diambil untuk meningkatkan pasokan daging sapi dalam negeri guna memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang. Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, dalam konferensi pers pada Jumat (16/5), mengungkapkan bahwa kuota impor sapi hidup akan ditambah sebanyak 184.000 ekor. Dengan demikian, total impor sapi hidup menjadi 350.000 ekor, yang diharapkan dapat mendukung produksi daging sapi dalam negeri dan mencegah kelangkaan pasokan. Zulkifli juga menekankan bahwa impor sapi hidup memberikan nilai tambah lebih besar bagi ekonomi domestik, dibandingkan dengan impor daging beku, karena melibatkan lebih banyak sektor lokal dalam proses pengelolaan.
“Baca Juga: Jonatan Christie Tinggalkan Pelatnas, Fokus ke Olimpiade 2028″
Fokus Impor Sapi Hidup, Bukan Daging Beku
Zulkifli Hasan juga menjelaskan alasan di balik fokus pemerintah pada impor sapi hidup. Impor sapi hidup dianggap memberikan nilai tambah lebih tinggi dibandingkan dengan impor daging beku. Pengelolaan sapi hidup melibatkan berbagai pihak, termasuk peternak, petani rumput, dan penyedia pakan. Sementara itu, impor daging beku dinilai tidak memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat, karena lebih sedikit melibatkan sektor lokal dalam proses distribusinya.
Dengan keputusan ini, pemerintah berharap dapat meningkatkan kesejahteraan peternak lokal serta menjaga kestabilan harga daging sapi di pasar. Impor sapi hidup diharapkan juga mampu memperkuat ketahanan pangan Indonesia dalam jangka panjang.