Dampak Perseteruan Trump dan Elon Musk pada Saham Tesla
petacerita.com – Hubungan antara Elon Musk dan Donald Trump yang sebelumnya terlihat akrab kini berubah menjadi konflik terbuka. Perseteruan ini bermula ketika Musk menolak Rancangan Undang-Undang (RUU) pajak yang didukung Trump. RUU tersebut mencabut insentif pajak bagi pembeli mobil listrik. Kebijakan ini jelas merugikan Tesla, perusahaan yang sangat bergantung pada insentif untuk menarik pembeli.
Musk merespons keras usulan Trump, dan Trump langsung membalas dengan tudingan. Ia menuduh Musk marah karena kehilangan manfaat pajak dari pemerintah. Ketegangan ini langsung mengguncang pasar saham dan memicu reaksi cepat dari para investor.
“Baca Juga: Acer Nitro XV275K: Monitor Gaming 4K dengan Visual Sinematik”
Pasar saham merespons konflik tersebut dengan cepat. Pada hari Kamis waktu setempat, saham Tesla anjlok hingga 14 persen. Dalam sehari, nilai pasar perusahaan menyusut sekitar USD 150 miliar. Penurunan ini menambah kekhawatiran di kalangan investor mengenai stabilitas bisnis Tesla ke depan.
Dennis Dick, pemegang saham Tesla sekaligus kepala strategi di Stock Trader Network, menyatakan bahwa “politik Elon terus merugikan saham.” Sebelumnya, Musk sempat mendukung Trump, yang membuat konsumen Demokrat kecewa. Kini, ia justru berbalik menyerang Trump, menciptakan kebingungan di kalangan pemegang saham.
Perseteruan ini tidak hanya berdampak pada saham, tetapi juga mengancam masa depan teknologi robotaxi Tesla. Musk sedang fokus mengembangkan mobil otonom tanpa sopir, setir, dan pedal. Namun, mobil ini membutuhkan izin dari Departemen Transportasi AS sebelum bisa diproduksi massal.
Saat ini, otoritas AS tengah menyelidiki sistem “Full Self-Driving” Tesla setelah terjadi beberapa kecelakaan. Ross Gerber, CEO Gerber Kawasaki Wealth and Investment Management, menyebut bahwa konflik ini bisa memicu tekanan baru, termasuk lebih banyak penyelidikan pemerintah terhadap Tesla.
Regulasi menjadi hambatan utama dalam pengembangan mobil otonom. Musk telah lama menyerukan agar ada sistem izin tunggal secara federal. Tujuannya adalah menghindari perbedaan aturan antar negara bagian. Namun, sampai kini, langkah tersebut belum berhasil diwujudkan.
Seth Goldstein dari Morningstar mengatakan bahwa ada kemungkinan regulasi mewajibkan penggunaan sensor lidar. Tesla saat ini hanya mengandalkan kamera, berbeda dari pesaing yang menggunakan teknologi gabungan. Meski begitu, Goldstein menilai risiko pembalasan dari Trump tetap kecil karena dorongan regulasi datang dari berbagai pihak.
“Baca Juga: Vivo Y300i Resmi Rilis dengan Prosesor Snapdragon 4 Gen 2″
Selain mempengaruhi perusahaan, konflik ini juga menghantam kekayaan pribadi Elon Musk. Menurut Forbes, setelah penurunan saham, kekayaan Musk menyusut sekitar USD 27 miliar. Kini, total kekayaannya berada di angka USD 388 miliar.
Trump, melalui platform Truth Social, menyatakan akan memangkas subsidi dan kontrak pemerintah yang berkaitan dengan Musk. Ia menyebut langkah ini sebagai cara mudah untuk menghemat miliaran dolar dalam anggaran negara. Pernyataan itu memperjelas bahwa ketegangan politik bisa berdampak langsung pada bisnis besar seperti Tesla.