petacerita.com – Miopi, atau yang lebih dikenal dengan rabun jauh, adalah gangguan refraksi pada mata di mana penderitanya mengalami kesulitan melihat objek yang berada di kejauhan dengan jelas. Kondisi ini terjadi ketika bola mata terlalu panjang atau kornea terlalu melengkung, sehingga cahaya yang masuk ke mata difokuskan di depan retina, bukan tepat di atasnya. Akibatnya, penglihatan jarak jauh menjadi buram. Miopi biasanya muncul pada masa anak-anak atau remaja dan bisa berkembang seiring pertumbuhan. Penggunaan kacamata atau lensa kontak dengan lensa minus dapat membantu memperbaiki fokus cahaya ke retina, sehingga penglihatan kembali jelas.
” Baca Juga: Vitiligo, Penyakit Kulit yang Menyebabkan Kehilangan Pigmen “
Faktor genetik adalah salah satu penyebab utama miopi. Jika salah satu atau kedua orang tua mengalami miopi, kemungkinan anak juga akan mengalami kondisi serupa. Selain faktor keturunan, kebiasaan seperti terlalu sering menatap layar gadget, membaca dalam pencahayaan yang buruk. Atau jarang melakukan aktivitas di luar ruangan juga dapat memicu perkembangan miopi. Dengan semakin banyaknya penggunaan perangkat digital, prevalensi miopi di kalangan anak-anak dan remaja semakin meningkat.
Hipermetropi, atau rabun dekat, adalah gangguan refraksi di mana penderitanya kesulitan melihat objek yang dekat dengan jelas, namun masih bisa melihat objek jarak jauh dengan baik. Kondisi ini terjadi ketika bola mata terlalu pendek atau kornea terlalu datar, sehingga cahaya yang masuk ke mata difokuskan di belakang retina. Akibatnya, penglihatan jarak dekat menjadi buram. Seperti miopi, hipermetropi juga dapat diatasi dengan kacamata atau lensa kontak. Namun kali ini dengan lensa plus yang membantu memfokuskan cahaya lebih dekat ke retina.
Hipermetropi juga bisa disebabkan oleh faktor genetik. Jika anggota keluarga memiliki riwayat hipermetropi, kemungkinan besar seseorang akan mengalami kondisi yang sama. Pada beberapa kasus, hipermetropi bisa ditemukan sejak lahir, namun biasanya tidak menimbulkan masalah hingga usia dewasa. Selain faktor keturunan, penuaan juga bisa menjadi faktor yang mempengaruhi hipermetropi. Seiring bertambahnya usia, lensa mata menjadi kurang fleksibel, sehingga sulit untuk memfokuskan objek yang dekat.
” Baca Juga: Kesehatan Telinga: Tanda-Tanda dan Cara Perawatannya “
Miopi dan hipermetropi memiliki perbedaan mendasar dalam hal jarak penglihatan yang terganggu. Pada miopi, seseorang kesulitan melihat objek yang jauh, sedangkan pada hipermetropi, objek yang dekat tampak buram. Keduanya adalah gangguan refraksi yang dapat diatasi dengan kacamata, lensa kontak, atau bahkan melalui prosedur bedah mata seperti LASIK untuk memperbaiki kelainan fokus cahaya pada retina.