Peta cerita – Kekerasan terhadap bayi dan balita telah menjadi sorotan utama dalam beberapa waktu terakhir, terutama setelah terjadinya beberapa kasus yang sangat memprihatinkan. Salah satu kasus yang menghebohkan adalah kekerasan di sebuah daycare di Depok dan kejadian kekerasan terhadap bayi oleh pacar ibunya. Menanggapi isu ini, Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi memberikan pandangannya dan menyarankan beberapa langkah penting untuk mengatasi masalah ini.
Imran Pambudi menekankan pentingnya evaluasi kesehatan jiwa baik bagi pengasuh maupun orangtua bayi dan balita. Dalam menghadapi maraknya kasus kekerasan, Kemenkes telah mengimplementasikan beberapa langkah strategis untuk meningkatkan kesadaran dan perhatian terhadap kesehatan mental. Salah satunya adalah melalui sosialisasi buku pengasuhan positif dan Pertolongan Pertama pada Luka Psikologis (P3LP) kepada para guru. Program ini bertujuan untuk membekali pendidik dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam mengelola kesehatan mental anak-anak serta meminimalkan risiko kekerasan.
“Baca juga: Anggapan Generasi Z Tak Bisa Kerja”
Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, masih terdapat tantangan signifikan, terutama dalam sektor daycare. Banyak daycare yang belum mendapatkan izin resmi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendiknas) karena sering kali fasilitas tersebut digabungkan dengan yayasan sekolah TK yang sudah berdiri lebih dulu. Hal ini menambah kompleksitas dalam pengawasan dan penjaminan kualitas layanan yang diberikan kepada anak-anak. Imran Pambudi menyarankan perlunya evaluasi mendalam terhadap kesehatan jiwa guru-guru dan orangtua untuk memastikan lingkungan yang aman dan mendukung bagi perkembangan anak-anak.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan memberikan definisi yang komprehensif mengenai kesehatan jiwa. Menurut undang-undang tersebut, kesehatan jiwa adalah kondisi di mana seseorang dapat berkembang secara fisik, mental, sosial, dan spiritual serta mampu menyadari kemampuan diri dan memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitarnya. Definisi ini menunjukkan betapa pentingnya pendekatan holistik dalam menjaga kesehatan jiwa.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan jiwa, baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Faktor-faktor ini termasuk:
Selain itu, penting untuk memperhatikan gangguan kesehatan mental seperti baby blues syndrome, yang sering dialami wanita pasca melahirkan. Gangguan ini ditandai dengan perubahan suasana hati yang ekstrem, termasuk rasa sedih dan cemas. Untuk mengatasi masalah ini, peran bidan sangat penting dalam memberikan pengawasan dan dukungan kepada ibu serta sistem dukungan keluarga yang memadai. Dukungan ini tidak hanya membantu ibu dalam proses pemulihan tetapi juga memastikan bahwa ibu dapat merawat bayinya tanpa merasa tertekan secara fisik dan mental.
“Simak juga: Keluarga Broken Home, Potensi Masalah Kesehatan Mental”
Kementerian Kesehatan, melalui Direktorat Kesehatan Jiwa, telah meluncurkan berbagai program promotif, preventif, dan kuratif untuk menangani masalah kesehatan jiwa secara menyeluruh. Program-program ini dirancang untuk mencakup seluruh siklus hidup. Dari masa kandungan hingga usia lanjut, dengan harapan dapat menghasilkan individu yang sehat secara mental dan stabil.
Imran Pambudi mengungkapkan, “Kami berkomitmen untuk menerapkan upaya kesehatan jiwa yang terintegrasi dan berkelanjutan. Agar kasus-kasus kekerasan seperti ini dapat diminimalisir dan kesehatan jiwa masyarakat dapat terjaga dengan baik.”
Kekerasan terhadap bayi dan balita merupakan masalah serius yang memerlukan perhatian dan tindakan dari berbagai pihak. Dengan meningkatkan evaluasi kesehatan jiwa pengasuh dan orangtua serta menerapkan program kesehatan jiwa yang komprehensif. Diharapkan kasus-kasus kekerasan ini dapat dikurangi dan anak-anak dapat tumbuh dalam lingkungan yang sehat dan mendukung. Kemenkes terus berupaya untuk mengedukasi dan melibatkan masyarakat dalam menjaga kesehatan mental agar generasi mendatang dapat berkembang dengan baik.